Bagi mereka yang hobi bersepeda dan tinggalnya di jogja khususnya sebelah utara, pasti kenal dengan warung ijo. Warung yang letaknya di jalan pakem – pulowatu ini merupakan salah satu destinasi gowes yang selalu ramai di akhir pekan. Dari anak-anak sampai orang tua, selalu memadati warung ini.

Menurut cerita dari beberapa teman, warung ijo dulu nya berada tidak jauh dari pertigaan pasar pakem. Kemudian akhirnya pindah ke lokasi yang sekarang. Nek saya ya tahunya lokasi yang sekarang belum pernah ke warung di lokasi lama yang katanya juga masih menjadi destinasi para goweser.

Kalau saya sendiri entah sudah berapa kali ke warung ijo ini, sendirian pernah, berdua pernah, rame-rame ya sering. Nyamannya kalau gowes ke warjo ini adalah karena berangkarnya nanjak maka otomatis pulangnya turunan terus, jadi bisa istirahat. Capek yang dirasakan saat berangkat bisa hilang sambil perjalanan pulang.

Kalau masalah jalur ke warung ijo, sangat banyak jalan yang bisa ditempuh kalau dari arah kota jogja. Bisa langsung lewat jalan kaliurang kemudian belok kiri di lampu merah pakem.  Bisa juga lewat jalan palagan kemudian belok kanan di pulowatu. Kalau saya sama teman-teman gowes sih biasanya lewat jalur tengah, melewati pedesaan yang jalannya masih sepi sehingga tidak terganggu dengan kendaraan lain.

Kalau pas tidak bareng teman-teman grup “pit2an kapan?” sih saya biasanya lewat jalur barat. Dari rumah bisa langsung lewat jalan turi kemudian perempatan turi ke kanan arah pulowatu, atau yang akhir-akhir ini saya lewati lewat daerah beran. Melewati restoran jejamuran terus ke arah utara kemudian sampai desa pulihrejo mentok jalan arah turi – pulowatu.

Semua jalur itu ya nanjak, karena memang pakem ini letaknya di utara. Tetapi tanjakannya masih wajar, tidak terlalu curam masih nyaman lah untuk sepedaan santai. Intinya kalau sudah merasa capek ya istirahat. Kalau memang sudah gak kuat ya balik kanan saja terus pulang.

Nglemeske sikil

A photo posted by Harry Y (@iorme) on

2 thoughts on “Warjonan

  1. pit2an kapan? berkata:

    Sekarang baru pada minat njondil2 pakcik, apakah situ tetep funbike saja?

    1. Harry Yunanto berkata:

      Saya masih setia funbike om, sek penting gowes 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.